Jumat, 20 April 2012

”Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012” by Slamet P


Pembelajaran model "PAKEM"
BAB I  
P E N D A H U L U A N 

        A.       Latar Belakang Masalah
JUMAT, 21 APRIL 2012 - KANCASADAYA BLOG : Tidak kita pungkiri bahwa masih banyak para guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran teacher centered yang menganggap siswa bagaikan kertas putih. Dalam pembelajaran model ini, Siswa dianggap hanya sebagai obyek semata. Siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan karena disajikan dan disampaikan secara verbalistik. Siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya, tidak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka penulis menggunakan pembembelajaran model PAKEM untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik di SMA Negeri 42 Jakarta dengan menentukan judul penelitian tindakan kelas adalah:
Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012”

B.        Rumusan Masalah
“Apakah penggunaan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas di kelas X 4 SMA Negeri 42  Jakarta?”
C.       Pemecahan Masalah
PP Nomor 19 tahun 2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan  perkembangan  peserta  didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk  kegiatan  berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci pembuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah dituntut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, inovatif dan professional. Guru yang inovatif dan profesional adalah guru yang manpu mencari solusi dan terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, terlebih pada pelajaran seni music.
D.          Tujuan  Penelitian
1.   Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas.
2.   Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM.
E.        Manfaat Penelitian:
1.   Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang keefektifan    pembelajaran model PAKEM dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni musik  pokok bahasan menggelar pertunjukan music kelas.
b. Memiliki pengetahuan yang cukup sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan mengembangkan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) selanjutnya.
2.   Manfaat Praktis
a.      Manfaat Bagi Siswa
1)      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menggelar pertunjukan seni musik.
2)      Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin  dan bertanggung jawab.
3)      Dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM,  siswa lebih   tertarik, lebih cepat memahami materi  pelajaran, dan lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran seni musik.
b.      Manfaat Bagi Guru
1)      Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri  menuju profesionalisme.
2)      Pembelajaran model PAKEM sebagai acuan guru dalam memberikan dorongan semangat dan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas.
c.       Manfaat Bagi Sekolah 
1)      Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan kualitas sekolah.
2)      Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya    untuk meningkatkan prestasi akademik.
3)      Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.

BAB  II  
L A N D A S A N   T E O R I
A.    Motivasi Belajar
Beberapa ahli memberi batasan  tentang motivasi belajar yang penulis kutip dari buku Psikologi Pendidikan  halaman 205 tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:
a.      Mc Donald
Menurut Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 ) definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
1)      Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
2)      Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif
3)      Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
Dengan demikian motivasi merangsang seseorang untuk bereaksi atau bertingkah laku, berbuat sesuatu agar dapat dihargai, atau diakui akan keberadaannya.
b.      Thorndike
Thorndike terkenal dengan pandangannya yang mengatakan, bahwa belajar adalah suatu proses ” trial and error” yaitu bahwa belajar itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa dalam belajar diperlukan motivasi. Dari hasil eksperimennya beliau menyimpulkan tiga hukum belajar :
1)      Law of readiness
2)      Law of exercise
3)      Law of effect
Di antara ketiga hukum belajar tersebut, yang terpenting dalam proses belajar adalah law of effect. Thorndike menekankan pentingnya motivasi dalam belajar.  
Berkait dengan hal tersebut, Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational Psychology seperti berikut, “Learning  is  shown  by  change  in  behavior  as  result  of  experience.”  Artinya, belajar  ditunjukkan  oleh  perubahan  perilaku sebagai hasil dari pengalaman".( Cronbach,1954: p.47 )
Dari batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan semangat dalam diri individu yang diwujudkan dalam perubahan tingkah laku dengan pengalaman dan pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan lingkungannya”.  Abdul Hadis ( 2008: 60 )
Dengan demikian motivasi belajar, merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Sedangkan hasil belajar merupakan ketercapaian kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu motivasi belajar yang tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang tinggi memenuhi ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau ”Kriteria Ketuntasan Minimal” (KKM), setidaknya motivasi belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut. Dengan demikian  dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk memberikan semangat dan motivasi belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampunya.
B.           Kompetensi Dasar: ”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas”
Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas emosionalnya. Adapun lingkup materi pembelajaran dalam kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas adalah meliputi :
a)            Penampilan music vocal
b)            Penampilan music instrument
c)            Penampilan music vocal dan instrument 
d)           Penampilan secara perorangan dan kelompok
C.       Pembelajaran Model Pakem 
PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 
1.         Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan,dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.(Dryden, 2000: 100)
2.      Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa menjadi kreatif, memiliki inisiatif yang tinggi, artinya siswa yang mampu menjadikan generasi kreatif yang menghasilkan karya besar yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga buat orang lain.  Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman,2009:6). Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut atau disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti itulah yang dimaksudkan dalam pembelajaran model PAKEM.
3.      Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkembangkan daya kreatifitas siswa sehingga dapat member bekal kepada siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya, siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran penting dari seorang guru sebagai pemegang kunci keberhasilan siswa. Bagaimana caranya agar Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sebagaimana tersebut di atas.
4.      Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.    Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatiandan motivasi belajar siswa terbukti dapat meningkatkan   hasil  belajar. ( Purnama,M.pd, 2009: 7 )
Berdasarkan paparan uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar dengan  menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model pembelajaran.
    Interaksi yang akrab antara siswa dan guru dalam kelas sangat dibutuhkan

BAB  III
M E T O D E   P E N E L I T I A N

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang penulis lakukan di SMA Negeri 42 Jakarta, Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X 4  yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang, terdiri siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa wanita sebanyak 19 orang.  Alasan penulis memilih sampel kelas X 4 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada motivasi belajar  mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM). Adapun nilai KKM mata pelajaran seni musik adalah 75.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus I tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret (Senin, 05 Maret 2012). Pertemuan 2 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 12 Maret 2012). Pertemuan ke 3 dilakukan pada minggu ke 4 (Senin 19 Maret 2012).  Sedangkan siklus II pertemuan 1 dilakukan bulan Maret minggu ke 4 (Senin, 26 Maret 2012). Pertemuan ke 2
dilakukan bulan April  pada minggu ke 1 (Senin, 02 April 2012), dan pertemuan 3 dilakukan pada minggu ke 3  (Senin, 09 April 2012).
B.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt  Lewin  yang  pelaksanaannya  dilakukan  dalam bentuk “Siklus” terdiri   
atas  empat  komponen,  yaitu :
1)  perencanaan,  2)  tindakan, 3) pengamatan,  4)  refleksi. 
     Adapun tindakan yang dilakukan pada setiap komponen dalam siklus tersebut adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut : 
SIKLUS  I
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
a.Menetapkan skenario pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.

a.       b.Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa yang berupa:
b.       
1) Format kegiatan observasi  yang diisi oleh penulis selaku  observer.

2) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui respon siswa, sikap, minat dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.

4.Menyiapkan soal-soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan siklus II.

5.Daftar hadir siswa, daftar nilai  pretes dan postes.

a.Melaksanakan program pembelajaran tatap muka sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Melakukan pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1.Memberikan kuisioner, lembar angket  kepada setiap siswa.

2.Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga pada siklus II .

a. Pengamat atau observer adalah  penulis sendiri yang melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah disiapkan,dan mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat pembelajaran.

b. Mencatat semua perubahan sikap belajar siswa yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan guru dalam menggunakan pembelajaran model PAKEM.

c.Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format Penilaian


a.Melakukan  evaluasi materi  sajian pembelajaran seni musik, jumlah dan  waktu dari setiap  macam pertemuan.

b. Melakukan pertemuan tatap muka untuk evaluasi belajar.

e. Evaluasi tindakan untuk mencari  dan menemukan keunggulan, kekurangan dan kelemahan pada kegiatan siklus I

d.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi tindakan dan hasil belajar, untuk digunakan menyusun tahapan siklus berikutnya.

                                            SIKLUS  II
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
1.Mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I sebagai dasar untuk tindakan perbaikan siklus II.
Kelemahan :
Penjelasan materi pelajaran terlalu cepat.
• Kurangnya alat bantu pelajaran seperti keyboard, gitar, dll.
2.Menetapkan materi pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik (RPP) siklus II.
3.Menyusun program perbaikan   pembelajaran siklus II akibat kelemahan pada siklus I. 
5.Menyiapkan format evaluasi dan observasi.
1.Pelaksanaan program tindakan siklusII.
2.Peningkatan, penyempurnaan model / metode  pembelajaran seni musik pada siklus II.
Penyempurnaan :
Penjelasan materi pelajaran lebih dipertegas, lebih terurai, lebih nyata dengan contoh-contoh alat peraga. • Mempertegas kata-kata (artikulasi) dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.Langkah-langkah penyajian tindakan mengacu pada pembelajaran model PAKEM.
4.Melakukan postes evaluasi  hasil pelajaran seni musik.
1.Pengumpulan data tindakan siklus II.
2.Menetapkan jenis data yang akan diamati pada pelaksanaan siklus II.
3.Merekam semua peristiwa atau kejadian yang memperlihatkan adanya perubahan / perbaikan dalam pelaksanaan di siklus II.
4.Observasi atau pengamatan serta mencatat kegiatan harian melalui jurnal harian
1.Evaluasi tindakan  siklus II dengan
melakukan analisis / evaluasi secara cermat apa kekurangan dan kelemahan dari pelaksanaan siklus II berdasar dari data yang dikumpulkan.  

Jumat, 13 April 2012

BERDIRINYA " I N D R A P R A S T A " Oleh Sita


Pandawalima, penguasa Indraprasta
SABTU, 14 APRIL 2012 - KANCASADAYA BLOG - Sobat, mau tahu  dari mana asal nama Kampus UNINDRA yang nama kepanjangannya "Universitas Indraprasta? Beginilah ceritanya!  Dalam kisah pewayangan, diceritakanlah ketika Dewa Agni yang menyamar sebagai brahmana meminta bantuan kepada Sri Kresna dan Arjuna yang pada saat itu sedang asyik mengobrol sambil menikmati indahnya panorama alam di tepian sungai Yamuna. Adapun bantuan yang diinginkan oleh Dewa Agni kepada Sri Kresna dan Arjuna adalah membakar hutan Kandawa yang dilindungi oleh Batara Indra. Karena menurut petunjuk yang diperolehnya setelah bersamadi memohon petunjuk pada Hyang Brahma, bahwa yang bisa menolong Dewa Agni untuk membakar hutan Kandawa untuk mencari sejenis tumbuh-tumbuhan bernama “Latamausadi” yang terdapat di hutan tersebut, adalah Narayana dan Nara yang telah menjelma kepada Sri Kresna dan Arjuna.

            “Wahai sang Nara dan Narayana yang sakti mandraguna, terus terang saya sangat membutuhkan pertolongan tuan-tuan untuk mendapatkan Latamausadi di hutan Kandawa, oleh karena menurut petunjuk Sang Batara Brahma, hanya tuan berdualah yang sanggup membantu saya untuk membakar hutan Kandawa yang dilindungi oleh Batara Indra itu!” Pinta Batara Agni kepada Arjuna dan Sri Kresna.

            Mendengar penuturan yang penuh harap dari Dewa Agni, akhirnya Arjuna dan Sri Kresna mengabulkan permintaan Dewa Agni. Tak lama kemudian, dengan bantuan dan perlindungan dari Arjuna dan Sri Kresna, Dewa Agni membakar hutan Kandawa sampai luluh lantak, habis terbakar semua dalam waktu tidak lebih dari satu setengah bulan. Menurut cerita hanya tersisa enam penghuni hutan yang selamat dari amukan dan kesaktian senjata Arjuna dan Sri Kresna mereka adalahdi, raksasa Maya, Aswasena, dan empat ekor burung Sarngaka.
 
            “Wahai tuan-tuan sang Nara dan Narayana yang sakti mandraguna, tuan-tuan telah banyak menolong saya, berbuat sesuatu untuk membantu saya mendapatkan Latamausadi. Tanpa bantuan tuan-tuan berdua tentu saya tak bisa membakar hutan Kandawa yang sedemikian luas, dan tidak mungkin berhasil mendapatkan Latamausadi, oleh karena itu mintalah kepadaku, apa saja yang tuan-tuan inginkan sebagai balas budi saya kepada tuan-tuan?!”  kata Dewa Agni kepada Arjuna dan Sri Kresna dengan sungguh-sungguh.

            “Baiklah!  Arjuna Menjawab, “Jika demikian, berikanlah kepada kami berdua semua senjata sakti yang dimiliki Batara Indra!”

            Dewa Agni menyanggupi dan mengabulkan permintaan Arjuna sambil berkata, “Kalian berdua adalah harimau di antara manusia. Ke mana saja kalian pergi, kalian akan seperti harimau!”  Dewa Agni pun menghilang dari pandangan Arjuna dan Sri Kresna.   

            Selanjutnya Arjuna dan Sri Kresna melanjutkan perjalanannya, hanya raksasa Maya yang diajaknya serta menemani pengembaraannya. Ketika sampai di tepi sungai Yamuna yang elok nan permai itu, mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Pada saat itu raksasa Maya sambil membungkuk berkata kepada Arjuna, 

            “Tuanku Arjuna, karena tuan telah menyelamatkan hamba dari panasnya amukan api di hutan Kandawa, maka katalah kepada hamba, apa yang tuan inginkan dari hamba?”

            “Sudahlah, Maya! Jangan kamu pikirkan itu, sekarang kamu bebas untuk pergi sesuka hatimu, akan tetapi ingatlah! Kamu harus bersikap baik dan ramah kepada semua orang”. Jawab Arjuna kepada raksasa Maya.

            “Tuanku Arjuna, katakanlah sekali lagi! Apa yang tuan inginkan dari hamba, terus terang hamba ini orang yang ahli dalam hal bangunan”. Desak raksasa Maya kepada Arjuna.
 
            “Maya, terus terang aku sama sekali tidak mengharapkan balas budi apapun darimu. Perkataanmu bahwa aku telah menyelamatkanmu, itu sudahlah cukup. Akan tetapi jika engkau mendesak tentu aku tidak akan menolak, sekarang tanyakanlah kepada kanda Sri Kresna!” Arjuna mengulangi pernyataanya kepada raksasa Maya.

            Mendengar ini Sri Kresna tak menyia-nyiakan kesempatan ini, segera ia menghampiri raksasa Maya kemudian berkata sambil berbisik di telinga Maya, 

            “Bagunlah sebuah istana yang megah dan indah di Indraprasta ini, yang kemegahannya dan keindahannya tidak ada yang menyamai dan di seantero muka bumi ini”.
 
            Raksasa Maya yang memang ahli dalam membuat bangunan, dengan segala kesaktiannya segera membangun sebuah istana yang indah dan megah di Indraprasta. Dalam waktu satu tahun dua bulan, di Indraprasta telah berdiri sebuah istana kerajaan yang begitu indah dan megah yang keindahan dan kemegahannya tidak ada yang menyamai bahkan tidak kalah keindahannya dengan istana para dewa-dewa sekalipun. Untuk merayakan upacara penyerahan istana kerajaan Indraprasta, Sri Kresna menyarankan kepada ke Lima Pandawa  agar terlebih dahulu menaklukkan kerajaan-kerajaan yang dahulunya acapkali jenindas dan menjajah negeri-negeri lain yang berada di sekitar Indraprasta. Ke lima tokoh Pandawa menerima saran Sri Kresna, maka merekapun saling berbagi tugas, Yudistira menjadi raja di Indraprasta, Bima menaklukkan negeri-negeri yang berada di sebelah Timur, Arjuna menanklukkan negeri-negeri yang berada di sebelah Utara, Nakula menaklukka negeri-negeri yang berada di sebelah Barat, Sadewa menaklukkan negeri-negeri yang berada di sebelah Selatan

Setelah berhasil menaklukkan negeri-negeri yang berada di daerah sekitar Indraprasta, ke lima tokoh Pandawa bersama Sri Kresna mengadakan upacara syukuran dan selamatan untuk memuliakan kraton Indraprasta dengan rajanya yaitu Yudistira putera tertua dari Pandawa Lima. Banyak dari para raja-raja sekitar yang hadir pada perayaan upacara berdirinya kerajaan Indraprasta yang indah dan megah tersebut, tek terkecuali raja dari para Kurawa negeri Astina, Prabu Duryudana dan patih Sangkuni. Mereka rata-rata semuanya berdecak kagum akan keindahan dan kemegahan Indraprasta. Keindahan, kemegahan, dan keberhasilan Pandawa dalam  membangun  serta  mengelola  Indraprasta  inilah  yang  menjadi  inspirasi  PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia ) untuk memberi nama salah satu perguruan tinggi yang didirikannya yaitu Universitas Indraprasta ( UNINDRA ) yang berlokasi di Jl. Nangka No. 58 C, Jl. Simatupang - Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon: (021) 78835283 – 7818718 Fax: (021) 788335283 – Website: http://www.unindra.ac.id – E-mail: university@unindra.ac.id ( Referensi : Sri Guritno, 2002, Karakter Tokoh Pewayangan Mahabarata, Badan Pengembangan Budaya dan Pariwisata, Jakarta. )

Sekian

Sabtu, 07 Januari 2012

"OBYEK WISATA BANTIMURUNG" Oleh Amril Taufik Gobel


Air terjun di Bantimurung Sulawesi Selatan
SABTU, 6 JANUARI 2012 - KANCASADAYA BLOG - Anda sedang murung atau sedih? Jangan risau. “Banting saja kemurunganmu di Bantimurung,” seloroh kawan saya saat kami bercakap mengenai obyek wisata andalan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jaraknya lebih kurang 45 km dari Kota Makassar.
Dan memang benar, selama saya melewatkan masa SMA di Maros dulu (1986-1989), Bantimurung menjadi pilihan berwisata bagi kami sekeluarga dan teman-teman sekolah. Selain memang tempatnya dekat, air terjun serta obyek wisata lain yang ada di sekitarnya menawarkan keindahan. Kemurungan itu rasanya bagai terbanting. Dari pusat kota Maros, Bantimurung sudah dapat dijangkau dengan waktu lebih kurang 20 menit dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum.

Secara geografis objek wisata Bantimurung memiliki luas wilayah mencapai 6.619,11 km2 Memasuki kawasan ini, kita akan disambut oleh sebuah gapura besar dengan kupu-kupu raksasa, diikuti patung kera berukuran jumbo. Ini menandakan Bantimurung merupakan habitat asli kupu-kupu dan kera.

Air terjun jatuh perlahan melalui batu cadas dari ketinggian 15 meter dan lebar 20 meter menyajikan nuansa alam yang khas. Selain pemandangan alam yang indah, air terjun ini juga dimanfaatkan oleh pengunjung untuk kegiatan mandi atau sekadar untuk merasakan percikan sejuk air pegunungan.

Di sekitar air terjun, terdapat cekungan-cekungan sungai yang biasa dimanfaatkan pengunjung untuk berenang. Di sebelah kiri air terjun terdapat jalan wisata dan tempat duduk permanen yang membatasi jalan dengan sungai, terusan dari air terjun. Biasanya pengunjung yang datang sekadar mengabadikan gambar panorama air terjun. Di sebelah kanan air terjun, terdapat areal yang cukup landai untuk berkumpul bersama keluarga dengan menggelar tikar sambil menikmati pemandangan. Pengunjung juga bisa duduk di bawah pepohonan rindang atau mandi di air terjun.

Taman Wisata Alam Bantimurung secara umum bergelombang sampai berbukit-bukit. Batuan kapur membentuk bebukitan terjal di kanan kiri sungai. Daerah datar terletak di bagian selatan, tempat terdapatnya air terjun dan kolam. Daerah datar lainnya yang mempunyai panorama cukup menarik terletak di bagian utara taman wisata alam, dapat ditempuh melalui jalan setapak dari air terjun. Vegetasi yang terdapat di Taman Wisata Alam Bantimurung adalah tipe hutan hujan pegunungan yang didominasi oleh famili Liniaceae, antara lain; jambu hujan (Eugenia sp), jabon (Anthocepalus cadamba), pala-pala (Mangifera sp), enau (Arenga pinnata), centana (Pterocarpus indicus) dan lain-lain.

Selain menikmati pesona air terjun Bantimurung, terdapat objek wisata lain di sekitar kawasan ini yakni goa mimpi dan goa batu. Goa Mimpi merupakan salah satu tempat yang digemari. Di dalam goa terdapat stalaktit (relief batu yang terbentuk dari tetesan air dan menggantung di atas langit-langit goa) indah dengan kumpulan kristal. Bening dan mampu memantulkan cahaya. Di sekelilingnya diterangi lampu sehingga memperindah suasana dalam goa. Inilah yang membuatnya disebut goa mimpi karena ketika berada di dalamnya, kita seakan-akan berada dalam mimpi.

Untuk menuju Goa Batu dibutuhkan stamina yang prima meskipun pengelola sudah membuatkan anak tangga setinggi 10 meter. Perjalanannya cukup jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 20 menit. Namun setelah tiba, segala kelelahan segera terbayar dengan pemandangan indah serta air terjun kecil yang begitu asri. Belum lagi keindahan di dalam goa dengan stalaktit dan stalagmite sepanjang lorong 30 meter.

Pada 1856 – 1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di Indonesia untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu, termasuk kupu-kupu Bantimurung. Menurut Wallace, Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly karena ditemukan beragam spesies kupu-kupu langka yang jarang terdapat di daerah lain. Berbagai jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan tersebut antara lain dari family Saturnidae, Nocturnidae, Spingidae dan Nyphalidae. Jenis kupu-kupu tersebut menurut para ahli hanya terdapat di Taman Wisata Alam Bantimurung. Menurut Matimu (1977) dan Achmad (1998) dalam Buku Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (2006), terdapat 103 jenis kupu-kupu yang ditemukan di sana, dan sebaran kupu-kupu jenis komersil seperti Troides haliptron dan Papilio blumei adalah dua jenis endemik yang mempunyai sebaran sangat sempit, yaitu hanya pada habitat berhutan di pinggiran sungai.

Untuk menjaga kupu-kupu dari kepunahan, pemerintah setempat membuat penangkaran di lokasi ini, dan tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Selain penangkaran, ada juga museum kupu-kupu sebagai informasi dan pusat data kupu-kupu yang hidup di alam Bantimurung. Sebelum pulang jangan lupa untuk membeli oleh-oleh kupu-kupu indah Bantimurung yang sudah diawetkan dalam bingkai kaca dengan jumlah variatif. Oleh-oleh ini bisa dipajang di dinding rumah sebagai kenangan dan tanda bahwa Anda sudah mengunjungi “Kerajaan Kupu-Kupu” di Bantimurung.

Untuk menikmati kesejukan dan keindahan Bantimurung, pengunjung cukup membayar retribusi karcis sebesar Rp 5000 untuk dewasa dan Rp 3500 bagi anak-anak. Bagi Anda yang ingin berlama-lama di sini, tersedia fasilitas penginapan dengan kisaran harga antara Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu plus fasilitas televisi di dalamnya. ( Sumber: Yahoo )

Selamat membanting kemurungan di Bantimurung!