Jumat, 20 April 2012

”Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012” by Slamet P


Pembelajaran model "PAKEM"
BAB I  
P E N D A H U L U A N 

        A.       Latar Belakang Masalah
JUMAT, 21 APRIL 2012 - KANCASADAYA BLOG : Tidak kita pungkiri bahwa masih banyak para guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran teacher centered yang menganggap siswa bagaikan kertas putih. Dalam pembelajaran model ini, Siswa dianggap hanya sebagai obyek semata. Siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan karena disajikan dan disampaikan secara verbalistik. Siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya, tidak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka penulis menggunakan pembembelajaran model PAKEM untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik di SMA Negeri 42 Jakarta dengan menentukan judul penelitian tindakan kelas adalah:
Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012”

B.        Rumusan Masalah
“Apakah penggunaan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas di kelas X 4 SMA Negeri 42  Jakarta?”
C.       Pemecahan Masalah
PP Nomor 19 tahun 2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan  perkembangan  peserta  didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk  kegiatan  berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci pembuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah dituntut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, inovatif dan professional. Guru yang inovatif dan profesional adalah guru yang manpu mencari solusi dan terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, terlebih pada pelajaran seni music.
D.          Tujuan  Penelitian
1.   Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas.
2.   Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM.
E.        Manfaat Penelitian:
1.   Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang keefektifan    pembelajaran model PAKEM dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni musik  pokok bahasan menggelar pertunjukan music kelas.
b. Memiliki pengetahuan yang cukup sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan mengembangkan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) selanjutnya.
2.   Manfaat Praktis
a.      Manfaat Bagi Siswa
1)      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menggelar pertunjukan seni musik.
2)      Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin  dan bertanggung jawab.
3)      Dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM,  siswa lebih   tertarik, lebih cepat memahami materi  pelajaran, dan lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran seni musik.
b.      Manfaat Bagi Guru
1)      Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri  menuju profesionalisme.
2)      Pembelajaran model PAKEM sebagai acuan guru dalam memberikan dorongan semangat dan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas.
c.       Manfaat Bagi Sekolah 
1)      Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan kualitas sekolah.
2)      Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya    untuk meningkatkan prestasi akademik.
3)      Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.

BAB  II  
L A N D A S A N   T E O R I
A.    Motivasi Belajar
Beberapa ahli memberi batasan  tentang motivasi belajar yang penulis kutip dari buku Psikologi Pendidikan  halaman 205 tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:
a.      Mc Donald
Menurut Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 ) definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
1)      Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
2)      Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif
3)      Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
Dengan demikian motivasi merangsang seseorang untuk bereaksi atau bertingkah laku, berbuat sesuatu agar dapat dihargai, atau diakui akan keberadaannya.
b.      Thorndike
Thorndike terkenal dengan pandangannya yang mengatakan, bahwa belajar adalah suatu proses ” trial and error” yaitu bahwa belajar itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa dalam belajar diperlukan motivasi. Dari hasil eksperimennya beliau menyimpulkan tiga hukum belajar :
1)      Law of readiness
2)      Law of exercise
3)      Law of effect
Di antara ketiga hukum belajar tersebut, yang terpenting dalam proses belajar adalah law of effect. Thorndike menekankan pentingnya motivasi dalam belajar.  
Berkait dengan hal tersebut, Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational Psychology seperti berikut, “Learning  is  shown  by  change  in  behavior  as  result  of  experience.”  Artinya, belajar  ditunjukkan  oleh  perubahan  perilaku sebagai hasil dari pengalaman".( Cronbach,1954: p.47 )
Dari batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan semangat dalam diri individu yang diwujudkan dalam perubahan tingkah laku dengan pengalaman dan pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan lingkungannya”.  Abdul Hadis ( 2008: 60 )
Dengan demikian motivasi belajar, merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Sedangkan hasil belajar merupakan ketercapaian kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu motivasi belajar yang tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang tinggi memenuhi ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau ”Kriteria Ketuntasan Minimal” (KKM), setidaknya motivasi belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut. Dengan demikian  dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk memberikan semangat dan motivasi belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampunya.
B.           Kompetensi Dasar: ”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas”
Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas emosionalnya. Adapun lingkup materi pembelajaran dalam kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas adalah meliputi :
a)            Penampilan music vocal
b)            Penampilan music instrument
c)            Penampilan music vocal dan instrument 
d)           Penampilan secara perorangan dan kelompok
C.       Pembelajaran Model Pakem 
PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 
1.         Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan,dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.(Dryden, 2000: 100)
2.      Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa menjadi kreatif, memiliki inisiatif yang tinggi, artinya siswa yang mampu menjadikan generasi kreatif yang menghasilkan karya besar yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga buat orang lain.  Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman,2009:6). Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut atau disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti itulah yang dimaksudkan dalam pembelajaran model PAKEM.
3.      Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkembangkan daya kreatifitas siswa sehingga dapat member bekal kepada siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya, siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran penting dari seorang guru sebagai pemegang kunci keberhasilan siswa. Bagaimana caranya agar Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sebagaimana tersebut di atas.
4.      Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.    Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatiandan motivasi belajar siswa terbukti dapat meningkatkan   hasil  belajar. ( Purnama,M.pd, 2009: 7 )
Berdasarkan paparan uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar dengan  menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model pembelajaran.
    Interaksi yang akrab antara siswa dan guru dalam kelas sangat dibutuhkan

BAB  III
M E T O D E   P E N E L I T I A N

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang penulis lakukan di SMA Negeri 42 Jakarta, Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X 4  yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang, terdiri siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa wanita sebanyak 19 orang.  Alasan penulis memilih sampel kelas X 4 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada motivasi belajar  mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM). Adapun nilai KKM mata pelajaran seni musik adalah 75.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus I tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret (Senin, 05 Maret 2012). Pertemuan 2 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 12 Maret 2012). Pertemuan ke 3 dilakukan pada minggu ke 4 (Senin 19 Maret 2012).  Sedangkan siklus II pertemuan 1 dilakukan bulan Maret minggu ke 4 (Senin, 26 Maret 2012). Pertemuan ke 2
dilakukan bulan April  pada minggu ke 1 (Senin, 02 April 2012), dan pertemuan 3 dilakukan pada minggu ke 3  (Senin, 09 April 2012).
B.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt  Lewin  yang  pelaksanaannya  dilakukan  dalam bentuk “Siklus” terdiri   
atas  empat  komponen,  yaitu :
1)  perencanaan,  2)  tindakan, 3) pengamatan,  4)  refleksi. 
     Adapun tindakan yang dilakukan pada setiap komponen dalam siklus tersebut adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut : 
SIKLUS  I
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
a.Menetapkan skenario pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.

a.       b.Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa yang berupa:
b.       
1) Format kegiatan observasi  yang diisi oleh penulis selaku  observer.

2) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui respon siswa, sikap, minat dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.

4.Menyiapkan soal-soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan siklus II.

5.Daftar hadir siswa, daftar nilai  pretes dan postes.

a.Melaksanakan program pembelajaran tatap muka sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Melakukan pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1.Memberikan kuisioner, lembar angket  kepada setiap siswa.

2.Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga pada siklus II .

a. Pengamat atau observer adalah  penulis sendiri yang melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah disiapkan,dan mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat pembelajaran.

b. Mencatat semua perubahan sikap belajar siswa yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan guru dalam menggunakan pembelajaran model PAKEM.

c.Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format Penilaian


a.Melakukan  evaluasi materi  sajian pembelajaran seni musik, jumlah dan  waktu dari setiap  macam pertemuan.

b. Melakukan pertemuan tatap muka untuk evaluasi belajar.

e. Evaluasi tindakan untuk mencari  dan menemukan keunggulan, kekurangan dan kelemahan pada kegiatan siklus I

d.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi tindakan dan hasil belajar, untuk digunakan menyusun tahapan siklus berikutnya.

                                            SIKLUS  II
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
1.Mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I sebagai dasar untuk tindakan perbaikan siklus II.
Kelemahan :
Penjelasan materi pelajaran terlalu cepat.
• Kurangnya alat bantu pelajaran seperti keyboard, gitar, dll.
2.Menetapkan materi pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik (RPP) siklus II.
3.Menyusun program perbaikan   pembelajaran siklus II akibat kelemahan pada siklus I. 
5.Menyiapkan format evaluasi dan observasi.
1.Pelaksanaan program tindakan siklusII.
2.Peningkatan, penyempurnaan model / metode  pembelajaran seni musik pada siklus II.
Penyempurnaan :
Penjelasan materi pelajaran lebih dipertegas, lebih terurai, lebih nyata dengan contoh-contoh alat peraga. • Mempertegas kata-kata (artikulasi) dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.Langkah-langkah penyajian tindakan mengacu pada pembelajaran model PAKEM.
4.Melakukan postes evaluasi  hasil pelajaran seni musik.
1.Pengumpulan data tindakan siklus II.
2.Menetapkan jenis data yang akan diamati pada pelaksanaan siklus II.
3.Merekam semua peristiwa atau kejadian yang memperlihatkan adanya perubahan / perbaikan dalam pelaksanaan di siklus II.
4.Observasi atau pengamatan serta mencatat kegiatan harian melalui jurnal harian
1.Evaluasi tindakan  siklus II dengan
melakukan analisis / evaluasi secara cermat apa kekurangan dan kelemahan dari pelaksanaan siklus II berdasar dari data yang dikumpulkan.  

1 komentar:

  1. PP Nomor 19 tahun 2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”

    BalasHapus